A.
Prinsip-prinsip
Belajar dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya
akan membentuk manusia yang mampu bersaing di dunia global. Sumber daya manusia
yang mampu bersaing memasuki dunia global adalah manusia yang benar-benar unggul.
Mnusia unggul adalah manusia yang mempunyai kemampuan, antara lain:
-
Berfikir
kreatif dan produktif
-
Mampu mengambil
keputusan
-
Mampu
memecahkan masalah
-
Belajar
bagainmana belajar
-
Kolaborasi
-
Mampu
mengelola/mengendalikan diri
-
Penentuan
strategi pembelajaran merupakan penerapan dari azas-azas pembelajaran.
Azas pembelajaran ditentukan
berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran merupakan implikasi prinsip-prinsip
belajar bagi guru.prinsip-prinsip belajar adalah:
1.
Perhatian dan
motivasi
2.
Keaktifan
3.
keterlibatan
langsung
4.
Pengulangan
5.
perbedaan individual.
B.
Klasifikasi
teori belajar dalam pembelajaran
Secara garis besar teori belajar
menurut Greadler dapat dibedadakan menjadi 3 (tiga): conditioning theory,
Conection theories, dan instighful learning.
1.
Imulus Conditioning theory
Conditioning theory adalah suatu
teori yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu respon dari stimulus
tertentu. Teori ini dikemukakan oleh Parlov dan dikembangkan oleh Wiston,
Guthreich, dan skinner. Secara rinci hasil experiment yang dilakukan oleh
Parlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukumbelajar. Law of respondent extinction dan low of respondent extinction.
Selanjutnya Waston mengembangkan
teori belajar dengan berpola pada penrmuan Parlov. Dia berpendapat bahwa belajar
adalah merupakan proses terjadinya repleks-repleks atau respon bersayarat
melalui stimulus pengganti. Guthreic
memperluas penemuan Waston yang dikenal dengan the law of association, yaitu kombinasi stimuli yang telah
menyertai suati gerakan. Kemudian
skinner mengembangkan teori belajar ini dengan teori operant conditioning, yaitu tingkah laku bukanlah sekedar respon
terhadap stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja atau operant. Secara
rinci hasil experiment yang dilakukan FB.Skinner terhadap tikus adalah law of operant conditionin, dan law of operant extincion.
2.
Conection
theories
Conection theories merupakan teori
belajar yang menyatakan bahwa belajar merupakan pembentukan koneksi-koneksi
antara stimilus dan respon. Teori ini bikembangkan oleh thorndhike
yang juga dinamakan train and error
learning. Hukum belajar dinamakan law efektif yaitu segala tingkah laku
yang menyenangkan akan di ingat dan mudah dipelajari, segala sesuatu yang tidak
menyenangkan dan mudah dipelajari. Aplikasi teori ini dengan adanya pemberian
ganjaran, hukuman, dll. Secara rinci hasil experimen yang dilakukan thorndhike
terhadap kucing adalah low of effect, low
of readines, low of ekecise. Insightful learning
Insightful learning adalah belajar
menurut pendengaran kognitif. Disebut dengan Gestal dan Field theories. Aplikasi teori gestal dalam pembelajaran,
antara lain: pengalaman tilikan (insight), pembelajaran yang bermakna (
meaningful learning), prikaku bertujuan (purposive behavior), prinsip ruang
hidup (life space).
Selanjutnya teori gestal
dikembangkan oleh piaget. Menurut piaget teori belajar merupakan: proses
belajar dari kongkrit ke yang abstrak. Pertumbuhan kapasitas mental memberikan
kemampuan mental yang baru sebelumnya. Perubahan umur mempengaruhi kemampuan
belajar individu. Teori belajar burner merupakan pengembangan dari teori
belajar Gestal instightful learning. Dalam pendekatan ini mengandung makna bahw
refleks belajar berkisar pada manusia sebagai pengolah informasi (masukan) yang
diterimanya untuk memperoleh pemahaman. Dasar pemikiran teori ini adalah:
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, orang menciptakan sendiri suatu
kerangka kognitif bagi diri sendiri.
Namun
demikian, teori ini juga ada kelemahannya, yaitu:
-
memerlukan
banyak biaya
-
waktu lama dan
-
kepemilikan teori dasar mutlak diperlukan.
Untuk mengurangi kekurangan
tersebut, ada pengembnangan teori insighful learning ini dengan tetap membangun
kerangka kognitif sendiri tidak dengan induktif tetapi deduktif.
C.
Paradigma
pembelajaran
1.
Paradigma behaviorisme
Pandangan behaviorisme sebanarnya
merupakan penerapan dari teori belajar conditioningtheories. Penjelasan di atas
dapat menggambarkan bahwa menurut operant conditioning ada 3 komponen belajar
yaitu: stimulus diskriptif, respon peserta didik, dan konsekuansi perkuatan
operant pembelajaran.
Asumsi
yang membentuk conditioning theories ini adalah:
Belajar adalah tingkah laku
Perubahan tingkah laku secara
fungsional terkait dengan adanya
perubahan kejadian di lapangan.Hubungan antara tingkah laku dan
lingkungan berpengaruh jika sifat kondisi dapat terkontrol secara seksama. Data
dari studi eksperimantal tingkah laku merupakan satu-satunya sumber informasi
yang dapat diterima sebagai penyebab terjadinya tingkah laku. Tingkah laku
organisme secara indifidu merupakan sumber daya yang cocok. Dinamika
interaksi organisme dengan lingkungan
adalah sama untuk semua mahluk hidup.
2.
Paradigma
kostruktivisme
Dasar paradigma kontruktivisme
adalah memandang bahwa pengetahuan bersifat non objektif, temporer, selalu berubah,
dan tidak menentu. Sehingga ciri kontruktivisme adalah ketidak teraturan.
Menurut aturan kontruktivisme, belajar adalah penyusumn pengetahuan dari
pengalaman konkrit, aktifitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi.
Secara ringkas penetaan lingkungan
belajar berdasarkan pandangan kontruktivisme menurut Wilson (1997) adalah
sebagai berikut:
a.
Menyediakan
pengalaman blajar melalui proses pembentukan pengetahuan
b.
Menyediakan
pengalaman belajar yang kaya akan berbagai alternative
c.
Mengintregrasi proses belajar mengajar dengan
konteks nyata dan relevan
d.
Mengintegrasi
belajar dengan pengalaman bersoaialisai
e.
Meningkatkan
penggunaan berbagai media disamping komunikasi tertulis dan lisan
f.
Meningkatkan
kesadaran peserta didik dalam proses pembentukan pengetahuan mereka
Dengan penetaan lingkungan belajar
seperti yang disebutkan di atas diharapkan mendapatkan hasil aplikasi pandangan
kontruktivisme dalam pembelajaran antara lain:
a.
Peserta didik
memiliki sikap dan persepsi positif terhadap belajar
b.
Peserta didik mengintegrasikan
pengetahuan barudengan struktur pengetahuan yang dimilikinya,misalnya:
mengklasifikasikan, membangun, membandingkan dan menganalisis masalah.
c.
Peserta didik
memiliki kebiasaan mental yang produktif, untuk menjadi pemikir yang
mandiri,krutis dan kreatif.
Secara ringkas, manusia yang
diharapkan dalam kontruktivisme adalahberfikir kreatif, berani mengambil
keputusan, dapat memecagkan masalah, belajar sebagaimana belajar, kolaborasi
dan pengelolaan diri.
Menurut pandangan kontruktivisme
belajar adalanh penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit aktivitas
kolaboratif, reflektif dan interprestasi.(diakses tanggal 02 mart 2010).
Teori belajar kognitif menurut plaget
Plaget merupakan salah seorang tokoh
yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran kontruktivisme. Salah satu sumbangan
fikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan
kognitifindividu yaitu teori tentang perkembangan individu.
Perkembangan kognitif piaget dalam
pembelajaran adalah: bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan oranf dewasa.
Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara
berfikir anak. Anak-anak akan belajar lebih baik daripada apabila dapat
menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi
dengan lingkungan sebaik-baiknya. Bahan yang harus di pelajari hendaknya
dirasakan baru tetapi tidak asing. Berikan peluang agar anak belajar sesuai
dengan tahap perkembangannya. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi
peluang untuk saling berbicara dan berdiskusi dengan teman-tenmannya.
Teori pemprosesan informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat pentingdalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif
dari pembelajaran. Dalam pemprosesan informasi terjadi adanya interaksi
kondisi-kondisi internal dari kondisi-kondisi ekternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan
andividu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang
terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi akternal adalah rangsanagn dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan pross
pembelajaran mempunyai delapan fase, yaitu:
1)
Motivasi
2)
Pemahaman
3)
Pemeroleham
4)
Penyimpanan
5)
Ingatan kembali
6)
Generalisasi
7)
Perlakuan dan
8)
Umpan yang baik