Jumat, 07 Juni 2013

TEORI-TEORI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN


A.  Prinsip-prinsip Belajar dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakikatnya akan membentuk manusia yang mampu bersaing di dunia global. Sumber daya manusia yang mampu bersaing memasuki dunia global adalah manusia yang benar-benar unggul. Mnusia unggul adalah manusia yang mempunyai kemampuan, antara lain:
-       Berfikir kreatif dan produktif
-       Mampu mengambil keputusan
-       Mampu memecahkan masalah
-       Belajar bagainmana belajar
-       Kolaborasi
-       Mampu mengelola/mengendalikan diri
-       Penentuan strategi pembelajaran merupakan penerapan dari azas-azas pembelajaran.
Azas pembelajaran ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran merupakan implikasi prinsip-prinsip belajar bagi guru.prinsip-prinsip belajar adalah:
1.    Perhatian dan motivasi
2.     Keaktifan
3.    keterlibatan langsung
4.     Pengulangan
5.     perbedaan individual.
B.  Klasifikasi teori belajar dalam pembelajaran
Secara garis besar teori belajar menurut Greadler dapat dibedadakan menjadi 3 (tiga): conditioning theory, Conection theories, dan instighful learning.
1.      Imulus Conditioning  theory
Conditioning theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu respon dari stimulus tertentu. Teori ini dikemukakan oleh Parlov dan dikembangkan oleh Wiston, Guthreich, dan skinner. Secara rinci hasil experiment yang dilakukan oleh Parlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukumbelajar. Law of respondent extinction dan low of respondent extinction.
Selanjutnya Waston mengembangkan teori belajar dengan berpola pada penrmuan Parlov. Dia berpendapat bahwa belajar adalah merupakan proses terjadinya repleks-repleks atau respon bersayarat melalui stimulus pengganti. Guthreic  memperluas penemuan Waston yang dikenal dengan the law of association, yaitu kombinasi stimuli yang telah menyertai  suati gerakan. Kemudian skinner mengembangkan teori belajar ini dengan teori operant conditioning, yaitu tingkah laku bukanlah sekedar respon terhadap stimulus, tetapi suatu tindakan yang disengaja atau operant. Secara rinci hasil experiment yang dilakukan FB.Skinner terhadap tikus adalah law of operant conditionin, dan law of operant extincion.
2.      Conection theories
Conection theories merupakan teori belajar yang menyatakan bahwa belajar merupakan pembentukan koneksi-koneksi antara stimilus  dan respon. Teori ini bikembangkan oleh thorndhike yang juga dinamakan train and error learning. Hukum belajar dinamakan law efektif yaitu segala tingkah laku yang menyenangkan akan di ingat dan mudah dipelajari, segala sesuatu yang tidak menyenangkan dan mudah dipelajari. Aplikasi teori ini dengan adanya pemberian ganjaran, hukuman, dll. Secara rinci hasil experimen yang dilakukan thorndhike terhadap kucing adalah low of effect, low of readines, low of ekecise. Insightful learning
Insightful learning adalah belajar menurut pendengaran kognitif. Disebut dengan Gestal dan Field theories. Aplikasi teori gestal dalam pembelajaran, antara lain: pengalaman tilikan (insight), pembelajaran yang bermakna ( meaningful learning), prikaku bertujuan (purposive behavior), prinsip ruang hidup (life space).
Selanjutnya teori gestal dikembangkan oleh piaget. Menurut piaget teori belajar merupakan: proses belajar dari kongkrit ke yang abstrak. Pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan mental yang baru sebelumnya. Perubahan umur mempengaruhi kemampuan belajar individu. Teori belajar burner merupakan pengembangan dari teori belajar Gestal instightful learning. Dalam pendekatan ini mengandung makna bahw refleks belajar berkisar pada manusia sebagai pengolah informasi (masukan) yang diterimanya untuk memperoleh pemahaman. Dasar pemikiran teori ini adalah: berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, orang menciptakan sendiri suatu kerangka kognitif bagi diri sendiri.
Namun demikian, teori ini juga ada kelemahannya, yaitu:
-       memerlukan banyak biaya
-        waktu lama dan
-        kepemilikan teori dasar mutlak diperlukan.
Untuk mengurangi kekurangan tersebut, ada pengembnangan teori insighful learning ini dengan tetap membangun kerangka kognitif sendiri tidak dengan induktif tetapi deduktif.

C.    Paradigma pembelajaran
1.      Paradigma behaviorisme
Pandangan behaviorisme sebanarnya merupakan penerapan dari teori belajar conditioningtheories. Penjelasan di atas dapat menggambarkan bahwa menurut operant conditioning ada 3 komponen belajar yaitu: stimulus diskriptif, respon peserta didik, dan konsekuansi perkuatan operant pembelajaran.
Asumsi yang membentuk conditioning theories ini adalah:
Belajar adalah tingkah laku
Perubahan tingkah laku secara fungsional terkait dengan adanya  perubahan kejadian di lapangan.Hubungan antara tingkah laku dan lingkungan berpengaruh jika sifat kondisi dapat terkontrol secara seksama. Data dari studi eksperimantal tingkah laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat diterima sebagai penyebab terjadinya tingkah laku. Tingkah laku organisme secara indifidu merupakan sumber daya yang cocok. Dinamika interaksi  organisme dengan lingkungan adalah sama untuk semua mahluk hidup.
2.      Paradigma kostruktivisme
Dasar paradigma kontruktivisme adalah memandang bahwa pengetahuan bersifat non objektif, temporer, selalu berubah, dan tidak menentu. Sehingga ciri kontruktivisme adalah ketidak teraturan. Menurut aturan kontruktivisme, belajar adalah penyusumn pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktifitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi.
Secara ringkas penetaan lingkungan belajar berdasarkan pandangan kontruktivisme menurut Wilson (1997) adalah sebagai berikut:
a.    Menyediakan pengalaman blajar melalui proses pembentukan pengetahuan
b.    Menyediakan pengalaman belajar yang kaya akan berbagai alternative
c.     Mengintregrasi proses belajar mengajar dengan konteks nyata dan relevan
d.   Mengintegrasi belajar dengan pengalaman bersoaialisai
e.    Meningkatkan penggunaan berbagai media disamping komunikasi tertulis dan lisan
f.     Meningkatkan kesadaran peserta didik dalam proses pembentukan pengetahuan mereka
Dengan penetaan lingkungan belajar seperti yang disebutkan di atas diharapkan mendapatkan hasil aplikasi pandangan kontruktivisme dalam pembelajaran antara lain:
a.    Peserta didik memiliki sikap dan persepsi positif terhadap belajar
b.    Peserta didik mengintegrasikan pengetahuan barudengan struktur pengetahuan yang dimilikinya,misalnya: mengklasifikasikan, membangun, membandingkan dan menganalisis masalah.
c.    Peserta didik memiliki kebiasaan mental yang produktif, untuk menjadi pemikir yang mandiri,krutis dan kreatif.
Secara ringkas, manusia yang diharapkan dalam kontruktivisme adalahberfikir kreatif, berani mengambil keputusan, dapat memecagkan masalah, belajar sebagaimana belajar, kolaborasi dan pengelolaan diri.
Menurut pandangan kontruktivisme belajar adalanh penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit aktivitas kolaboratif, reflektif dan interprestasi.(diakses tanggal 02 mart 2010).
Teori belajar kognitif menurut plaget
Plaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran kontruktivisme. Salah satu sumbangan fikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitifindividu yaitu teori tentang perkembangan individu.
Perkembangan kognitif piaget dalam pembelajaran adalah: bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan oranf dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak. Anak-anak akan belajar lebih baik daripada apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. Bahan yang harus di pelajari hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. Berikan peluang agar anak belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan berdiskusi dengan teman-tenmannya.
Teori pemprosesan informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini  adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat pentingdalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Dalam pemprosesan informasi terjadi adanya interaksi kondisi-kondisi internal dari kondisi-kondisi ekternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan andividu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi akternal adalah rangsanagn dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan pross pembelajaran mempunyai delapan fase, yaitu:
1)   Motivasi
2)   Pemahaman
3)   Pemeroleham
4)   Penyimpanan
5)   Ingatan kembali
6)   Generalisasi
7)   Perlakuan dan
8)   Umpan yang baik