Selasa, 23 April 2013

JENIS, TINGKATAN, DAN STRATEGI MENULIS


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Lado,1964).
Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan,Rusyana (1998:191).
Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca (tarigan,1986:21).
Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat/dibaca (Tatkala,1982).

B.  Rumusan Masalah
Selanjutnya agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemahamannya, maka penyusun akan mencoba merangkum dalam beberapa masalah yang kemudian akan di perinci satu per satu.
1.             Apa  jenis-jenis menulis ?
2.             Apa tingkatan menulis ?
3.             Apa strategi menulis ?
4.             Bagaimana teori menulis ?

C.  Tujuan
1.             Untuk mengetahui jenis-jenis menulis
2.             Untuk mengetahui tingkatan menulis
3.             Untuk mengetahui strategi menulis
4.             Untuk mengetahui teori menulis
D.  Metode penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan beberapa metode yakni:
1.        Book Survey
Dalam perjalanannya, kami sering mengunjungi perpustakaan untuk mencari buku sebagai referensi pembuatan makalah ini.
2.        Browsing Internet
Selain book survey kami juga tidak lupa mengunjungi website sebagai penunjang terlaksananya makalah ini.



5.              
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Jenis-jenis Menulis
Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis, diantaranya adalah:
1.             Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memberikan sesuatu hal. Suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Suparno, 2006: 4.6). Jadi, menulis deskripsi adalah, menulis dengan menceritakan keadaan sesuai dengan aslinya sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penulis. Menulis deskripsi digunakan jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat, dan rasa dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga digunakan untuk menggambarkan perasaan penulis seperti, bahagia, takut, sedih, dan sebagainya. Untuk memahami tulisan deskripsi, pembaca dituntut untuk menggunakan pancainderanya. Menulis deskripsi harus didasarkan pada pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat.
Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar dapat membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami suatu sensasi atau emosi (Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis deskripsi jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan tersebut selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan lainnya dan saling berkaitan.
Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. Dalam penelitian ini, peneliti memilih karangan deskripsi tempat, karena tema yang dibahas adalah “Pengalaman” jadi melalui karangan deskripsi ini, siswa akan mendeskripsikan tempat secara jelas. Hal-hal yang perlu dikembangkan dan dideskripsikan secara jelas adalah mengenai suasana hati, kelengkapan penggambaran, dan keruntutan penulisan. Semua itu akan menjadi acuan penilaian dalam mengarang deskripsi.
2.             Eksposisi ( paparan )
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi masalah yang dikomunikasikan adalah informasi yang berupa data faktual, suatu analisis, dan bisa juga berupa fakta dari pendirian teguh seseorang.
3.             Argumentasi ( bahasan )
Adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu terdapat alasan atau argumen tentang bantahan terhadap suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat tersebut.
4.             Narasi ( kisahan )
Adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54). Karangan narasi berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya, dengan maksud memberi arti pada suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca,hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
5.             Persuasi
Adalah Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang peranan penting.

B.  Tingkatan Menulis
Ada lima tingkatan menulis yaitu
1)             Timbulnya pemahaman baca tulis(emergent literacy),anak mulai menyadari adanya kegiatan baca tulis,anak mulai menyenangi jika ada orang melakukan baca tulis.semula anak hanya memandangi tapi lama kelamaan ia akan mencoba menirukan .Anak mulai memegang pensil,kemudian mencoret –coret pada kertas atau media lain.Tulisan yang dihasilkan pada tahap ini memang belum bermakna,tetapi pada diri anak sudah timbul rasa menyenangi kegiatan tersebut>Supaya tahap ini dapat timbul pada diri anak maka diharapkan sebelum memulai melatih menulis anak dikenalkan pada berbagai bahan bacaan ataupun tulisan yang dapat memberikan gambaran awal pada proses penulisan
2)             Menulis permulaan (beginning writing).Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara merealisasikan simbol- simbol bunyi dan cara menulisnya dengan baik.Tingkatan ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf- huruf yang dapat dikenali secara konkret.
3)             Pembinaan kelancaran menulis (building fluency).pada tahap ini symbol-simbol bunyi bahasa misalnya huruf-huruf yang telah dikenali secara konkret mulai dihubung-hubungkan lebih lanjut menjadi kesatuan yang lebih besar dan memiliki makna
4)             Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn),sudah timbul kesenangan pada diri anak akan perlunya menulis,pada tahap ini anak melakukan kegiatan menulis dengan tujuan –tujuan tertentu yang disengaja misalnya mencatat pelajaran,mencatat kegiatan dibuku harian,menulis surat untuk teman dan sebagainya.Pada tingkatan ini anak sudah dapat menikmati kegiatan menulisnya
5)             Menulis matang ( mature writing), pada tahap ini anak sudah mampu menuangkan dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui tulisan dengan baik ia telah mampu memilih kata dengan tepat,menyusun kalimat dengan runtut,dan mengembangkan paragraf dengan baik,tahap inilah yang memberikan kebebasan berekspresi pada anak untuk menghasilkan tulisan – tulisan kreatif yang sangat mencengangkan hasilnya
Dari kelima tingkatan menulis tersebut secara sederhana biasanya dikelompokan menjadi 2 tingkatan yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut
.

C.  Strategi Menulis
Kemampuan menulis seseorang akan menjadi baik apabila dia juga memiliki:
a)             Kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis
b)             Kepekaan terhadap kondisi pembaca
c)             Kemampuan menyusun perencanaan penelitian
d)            Kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
e)             Kemampuan memuali menulis, dan
f)              Kemampuan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan, pungtuasi, kata, kalimat, dan alenia Akhadiah, (1997:13). Sementara itu, WJS Poerwodarminto (1987:105) secara leksikal mengartikan bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau ide. Setiap tulisan harus mengandung makna sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi penulis yang disampaikan kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud penulis.
Pendapat lainnya menyatakan bahwa menulis adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca seperti yang dimaksud oleh pengarang. Agar komunikasi lewat lambang tulis dapat tercapai seperti yang diharapkan, penulis hendaklah menuangkan ide atau gagasannya kedalam bahasa yang tepat, teratur, dan lengkap. Dengan demikian, bahasa yang dipergunakan dalam menulis dapat menggambarkan suasana hati atai pikiran penulis. Sehingga dengan bahsa tulis seseorang akan dapat menuang-kan isi hati dan pikiran.
Kata keterampilan berbahasa mengandung dua asosiasi, yakni kompetensi dan performansi. Kompetensi mengacu pada pengetahuan konseptual tentang sistem dan kaidah kebahasan, sedangkan performansi merujuk pada kecakapan menggunakan sistem kaidah kebahasaan yang telah diketahui untuk berbagai tujuan penggunaan komunikasi. Seseorang dikatakan terampil menulis apabila ia memahami dan mengaplikasikan proses pegungkapan ide, gagasan, dan perasaan dalam bahasa Indonesia tulis dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain ejaan dan tata bahasa, organisasi/ susunan tulisan, keutuhan (koherensi), kepaduan (kohesi), tujuan, dan sasaran tulis.

D.           Teori Menulis
Teori menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini menulis dilakukan dengan pentahapan – pentahapan:
1)             Pra menulis (prewriting) : siswa memilih topik,siswa mengumpulkan dan menyesuaikan ide-ide,siswa mengidentifikasi pembacanya,siswa mengidentifikasi tujuan menulis siswa memilih bentuk yang sesuai berdasarkan pembaca dan tujuan menulis,dengan aktifitas pengarang persiapan menulis cerita,menggambar,membaca,memikirkan tulisan, menyusun gagasan dan mengembangkan rencana.
2)             Pengedrafan ( drafting ):siswa menulis draf kasar, siswa siswa menulis pokok-pokok yang menarik pembaca,siswa lebih menekankan isi dari pada mekanik,dengan aktifitas pengarang merangkaikan gagasan dalam sebuah tulisan tanpa memperhatikan kerapian atau mekanik.
3)             Merevisi (revising ):siswa membagi tulisanya kepada kelompok,siswa mendiskusikan tulisanya kepada temannya,siswa membuat perbaikan sesuai komentar teman dan gurunya,siswa membuat perubahan subtantif dan bukan sekedar perubahan minor antara draf pertama dan kedua .setelah mendapat saran –saran dari orang lain pengarang dapat membuat beberapa perubahan dan perubahan itu dapat melibatkan orang lain.
4)             Mengedit (editing ): siswa membaca ulang tulisanya,siswa membantu baca ulang tulisan temannnya,siswa mengidentifikasi kesalahan mekanisme dan membetulkannya.
5)             Mempublikasikan (publishing): siswa mempublikasikan tulisnanya dalam bentuk yang sesuai,siswa membagi tulisanya yang sudah selesai kepada teman sekelasnya.



BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Lado,1964).
Jenis – jenis menulis diantaranya :
·         Deskripsi
·         Eksposisi
·         Argumentasi
·         Narasi
·         Persuasi
Tingkatan menulis diantaranya :
·         Timbulnya pemahaman baca tulis(emergent literacy)
·         Menulis permulaan (beginning writing)
·         Pembinaan kelancaran menulis (building fluency)
·         Menulis untuk kesenangan dan belajar (writing for pleasure /reading to learn)
·         Menulis matang ( mature writing)
Strategi menulis diantaranya :
·         Kemampuan untuk menemukan masalah yang akan ditulis
·         Kepekaan terhadap kondisi pembaca
·         Kemampuan menyusun perencanaan penelitian
·         Kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
·         Kemampuan memuali menulis, dan
·         Kemampuan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan kekayaan kosakata yang dimilikinya.
Teori menulis diantaranya :
·         Pra menulis (prewriting)
·         Pengedrafan ( drafting )
·         Merevisi (revising )
·         Mengedit (editing )
·         Mempublikasikan (publishing)
           
B.  Saran
Dalam menyusun makalah ini kami sangat banyak sekali kekurangan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik dari rekan-rekan sekalian.














DAFTAR PUSTAKA

Kosasih, Engkos. 2012. Bahasa Indonesia : Berbasis Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung : CV Thursina.









1 komentar:

  1. Terimakasih buat postingannya..
    karena postingannya telah membantu saya dalam menyelesaikan tugas..

    BalasHapus